Sabtu, 31 Mei 2008

yang bangkit di bulan mei (ini soal BBM... dan juga yang lain)




saya sebel. suebel. sebel buanget. sekalian suebel pakanget tanteanget oomanget paklikanget maupun budheanget. semuanya saya ajak! bulan mei di tahun ini, katanya indonesia memperigati 100 tahunnya kebangkitan nasional. entah indonesia yang mana yang memperingatinya, negara, bangsa, atau rakyatnya, atau... ndak tau lah bagian yang mananya. yang jelas sudah cukup lama rasa kebangsaan saya lumpuh, jadi tadinya nggak begitu ada bedanya buat saya.

tapi kemudian di tengah2 bulan mei muncul kejadian yang bagi saya cukup berarti buat indonesia. perebutan piala thomas & uber, serta wacana kenaikan BBM. media massa cukup bersemangat menjual momen thomas & uber cup ini, membuat saya merasakan nuansa nostalgis ketika dulu mbak susi susanti dan mas alan budikusuma membawa dua piala itu buat indonesia. waktu itu saya masih kecil, dan masih percaya dengan dongeng2 yang diceritakan orang dewasa tentang indonesia.

lalu muncullah wacana yang membuat semua orang merengut. harga BBM akan dinaikkan. hmmm.... saya langsung ingat janji SBY waktu itu yang nggak akan menaikkan harga BBM lagi. beneran. hal itu yang terlintas pertama di pikiran saya waktu mendengar wacana tadi. dan waktu itu, saya masih percaya sama janji orang itu. saya percaya bahwa ketika beliau keluar dari rapat kabinet yang berlangsung selama hampir sehari semalam, akan keluar pengumuman bahwa BBM tidak akan naik, bahwa ia akan menepati janjinya. wow, i'm still a kid after all...

suatu hari saya melihat sebuah foto yang dimuat sebuah harian nasional, supporter indonesia di pertandingan thomas cup, membawa sebuah tulisan: "INDONESIA MENANG, BBM NGGAK JADI NAIK". wah, tersentuh hati saya. kalimat pendek tadi seakan merangkum harapan rakyat indonesia, akan sesuatu hal yang manis di bulan mei ini, sesuatu yang sangat kini dan bukan berasal dari cahaya dari 100 tahun yang lalu, dan hampir nggak terlihat lagi di abad yang baru. doa saya langsung terpanjat buat para atlit indonesia yang sedang berjuang bagi indonesia, para pemuda yang berusaha untuk bangkit. mereka yang sungguh lebih kuat dari saya.

tentu ending atau akhir cerita dari dua harapan saya tadi sudah anda ketahui. harga BBM naik. piala thomas di tangan China. the uber cup goes to China. rasanya.... getir.

di suasana hati yang lagi prihatin, tiba-tiba aja lihat iklan layanan masyarakat di tv. iklan tentang kebangkitan nasional, iklan yang dibuat oleh pemerintah. menkeu, menko kesra, menperindag, jubir presiden, nongol di iklan itu. and guess what? iklan yang di bagian akhir diberi tulisan agar rakyat bangit di tengah kesulitan itu isinya seakan berisi "permohonan maaf" dan "penjelasan" bahwa harga BBM terpaksa dinaikkan. duh, saya sakit hati. jangan bawa-bawa momen kebangkitan nasional dengan kebijakanmu yang bikin resah banyak orang!!! pemerintah sendiri udah menganggap sedemikian kecilnya arti kebangkitan nasional. siapa sih yang diajak bangkit? bangkit dari kesusahan yang dibikin kamu sendiri?

hah.... kayanya berlebihan sih tudingan saya, tapi sebbeeell... banget.
ada satu bagian di iklan itu yang paling nyebelin. menperindag bilang (kurang lebih) gini:

saya jadi berpikir, i wish saya bisa turunkan harga. saya ingin untuk menurunkan harga. tapi, kenyataannya kan saya nggak bisa membuat hal seperti itu. jadi saya katakan saja, saya memang tidak bisa menurunkan harga, tapi saya bisa merasakan beban berat yang anda hadapi


yeah, like i need to hear that from you? ok bu, saya memang nggak tahu apa aja yang udah ibu kerjakan setelah "merasakan kesulitan" yang dialami banyak rakyat itu. saya juga nggak tahu bagaimana ibu begitu susahnya berpikir bagaimana cara untuk menurunkan harga-harga sebelum ibu akhirya menyerah seperti itu. tapi yang saya tahu rakyat masih susah beli susu buat anaknya bu. susah beli beras buat keluarganya. saya jadi ingat ucapan senior saya waktu masa pengkaderan di saat saya masih mahasiswa baru. waktu itu kami nggak bisa mengerjakan suatu tugas, walaupun jumlah kami banyak dan secara teori otak kami itu cerdas. senior itu teriak-teriak:
kalian dari dulu ngomongnya "udah usaha, udah usaha"!! tapi mana buktinya?!? usaha itu pasti ada hasilnya!!! lalu kalau gini ini hasil kerja kalian, usaha macam apa yang kalian lakukan itu hah?!?!?!

walaupun ucapan dia waktu itu terasa kasar dan kejam, juga seperti nggak menghargai kerja kami, tapi saya sadar itu benar. bahwa ada sesuatu yang salah dengan kerja kami. bahwa kerja kami amburadul.

sadar dengan ketidaktahuan saya bagaimana repotnya mengurus keuangan negara, saya kemudian berpikir positif saat mendengar pernyataan bahwa kenaikan BBM itu tidak bisa dihindari. lalu pengumuman kenaikan dan besarnya kenaikan harga akan diumumkan segera setelah jaringan pengaman sosial telah siap agar rakyat tidak terbebani oleh kenaikan BBM. dan saya percaya pada pemerintah. wow, am i a fool or what? saya benar-benar percaya bahwa pemerintah benar-benar serius meikirkan dampak kenaikan BBM itu dan telah siap dengan rencana untuk mencegah rakyat miskin menjadi korban.

hah..... pencairan dana BLT berjalan. besoknya harga BBM naik. harga naik... (padahal BBM naik udah naik duluan) trus? kan udah ada BLT... harga naik masih bisa beli baran donk dengan bantuan BLT.... oh... gitu kali mikirnya.... jadi nggak dipikir ya gimana biaya distribusi jadi naik gara2 BBM naik? nggak pake mikir jawaban apa yang harus dikasih buat para supir bus dan angkot yang minta kejelasan tarif? jaringan pengaman sosial yang disiapkan itu ya si BLT itu... dengan pinjaman2 lunak buat modal usaha. inflasi naik ya bikin aja kebijakan teoritis kaya dulu2... naikin bunga simpanan.... ya..... pinteeerrrrr.......

gini nih tulisan di harian Kompas tanggal 29 Mei 2008 di artikel dengan judul: Pemerintah Pahami Tuntutan Organda.
JAKARTA, KOMPAS -- Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan, pemerintah bisa memahami keinginan para pengusaha angkutan umum yang menuntut kenaikan tarif dan pemberlakuan subsidi bagi transportasi. Meskipun demikian, pemerintah belum bisa mengabulkan permintaan itu dalam waktu dekat.
Pemerintah akan mempelajari dulu secara seksama tuntutan para pengusaha. Langkah itu dilakukan untuk mendapatkan besaran persentase tarif yang pas agar tidak membebani masyarakat dan memutuskan soal susidi BBM bagi angkutan umum


yeah yeah..... mikir baru sekarang.... dan mikirnya pun nggak bisa cepet. saya nyadar, dengan nulis2 kaya gini, artinya saya jadi punya tanggung jawab buat berbuat sesuatu. kalau nggak, saya jadi nggak lebih baik dari mereka. ngomong...... ajah. nyesel dan minta maaf.... ajah. mungkin bakal jadi sesuatuyang bodoh atau nggak berguna, tapi saya nggak mau mandheg, emang sih sayamasih bego dan uang juga dikit. yang penting saya ndak boleh nyusahin orang dan harus berguna buat orang lain.

terus terang, kenaikan BBM cukup berpengaruh buat saya yang 50% pengeluaran rutin bulanannya teralokasikan buat beli bensin. tapi saya nyadar kok kalo subsidi buat saya itu seharusnya bisa dikasihkan ke orang yang lebih berhak. tapi melihat "keseriusan" pemerintah dalam mengatur harga BBM ini.... hah.... nggak ikhlas. asli nggak ikhlas, jadinya saya ajak2 keluarga anget tadi buat nemenin suebel saya.


Read more!

Sabtu, 24 Mei 2008

kampung laut and... bye semarang! (1st ecape chronicles #5)



saya pergi dari puri maerokoco sekitar jam 1500. dan... kunjungan selanjutnya adalah: kampung laut. ternyata tempat makan yang cukup kondang ini letaknya bersebelahan dengan puri maerokoco. i mean... really next to it. tadinya nggak ada rencana ke sini juga sih, tapi gimana ya... laper. dan habis merasakan kecewa setelah mengunjungi tempat wisata yang sepi, saya pengin ke tempat yang agak terkenal.

setelah berjalan sekitar 150 meter, saya sampai di pintu masuknya kampung laut. hmm mungkin terlihat aneh bagi penjaga pintu masuknya, karena di depan saya baru masuk dua buah mobil. sementara saya berjalan kaki, dengan membawa sebuah tas tenteng. sendirian pula. oh ya, sebelum pergi bertualang hari ini saya udah checkout dari wisma, karena rencananya emang langsung pulang malam hari ini.

50 meter kemudian saya menemukan pintu masuk. tapi... kenapa tulisannya "KL Suki" yah? hmmm kayanya bukan ini yang saya maksud. lagian di tempat parkir di depan sana ndak terlihat mobil yang melewati saya. jadi saya terus masuk ke dalam. akhirnya saya ketemu pintu masuk yang sesungguhnya. di depan pintu masuk itu ada patung ikan. dan ada gate kayu dengan tulisan "Kampung Laut". untuk masuk, anda akan melalui sebuah jembatan kayu yang menyeberangi kolam besarrr yang "mengelilingi" tempat makannya. sekilas, terlihat tempat macam apa ini. pastinya restoran seafood, dan ternyata juga tempat mancing.

waktu itu tempatnya nggak begitu ramai, dan kita bisa bebas milih mau duduk di mana. saya pilih di lesehannya, berbentuk gazebo gitu, dan letaknya di pinggir kolam. hmmm di sini pelayannya juga ramah, mau meladeni satu orang yang banyak maunya seperti saya. bahkan saya juga difotoin ma pelayan ini juga lho, hehe. meskipun lagi-lagi berasa kaya bondan winarno, tapi kali ini saya lebih "berakal sehat" dan gak keburu nafsu. saya pilih menu-menu yang kira2 sebanding dengan harganya.

berhubung masakan yang dijual di sini serupa dengan yang dijual dengan resto yang saya kunjungi kemarin, pilihan saya jadi cukup terbatas. masa pesen masakan yang sama sih? hmmm harga makanannya hampir sama kaya di Panorama Resto, malah ada beberapa yang lebih murah. di sini masakan gurami rata-rata dihargai IDR 7000 per ons nya. setelah bolak-balik daftar menu, saya teratrik pada salah satu menu barunya: gurami saus acar kuning. saya pesan. trus minumannya... nah, kalau harga minumannya sih rata-rata lebih mahal daripada resto yang kemarin. saya pesen blue juice seharga IDR 11000. lalu.... hmmmm saya pesan mie goreng seafood ukuran small seharga IDR 18000. eh... bentar... harga2 tadi (kecuali ikan gurami) ada plus minusnya ya, soalnya saya lupa-lupa gitu. (#^_^#)

sambil menunggu pesanan datang... saya melihat-lihat sekitar. gazebo di sebelah saya ditempati rombongan sctv yang waktu itu saya bilang akan bikin clas music karnaval di simpang lima. di tempat mancing terlihat seorang bapak dengan dua anaknya yang kayanya masih smp atau sd. dan beberapa orang dari rombongan sctv juga asyik mancing sambil ketawa-ketawa. wah mereka having fun bener. kok aq jadi ngeliatin orang? tempatnya sih asik. enak banget buat rileks ma keluarga atau temen. oh ya, di bawah meja gazebo ini juga ada steker listrik. misalnya kalau butuh ngecharge hape atau alat elektronik lain... bisa aja.

beralih lagi ke bagian lain dari restoran ini. selain ada meja-meja non lesehan di bagian dalam yang dinaungi atap, di tepi-tepi kolam juga ada meja-meja tanpa atap. cocok buat yang ingi menikmati suasana sore, atau ngawasin anak-anaknya mancing. trus di sisi kolam yang lain, ada meja yang dikelilingi tiang-tiang lampu dan letaknya persis di tepi kolam. hmmm waktu baca novel ayat2 cinta, saya mbayangin restoran tempat keluarga boutros nraktir fahri di tempat persis kaya bagian itu. kesannya romantis. kalo pas sunset.... wahh... te-o-pe lah. trus ternyata di sana ada satu sepeda air bentuk bebek. halah2... ketemu lagi. kali ini saya jadi pengin naik. tapi masa naik sendirian. duh, ke mana pacarku di saat seperti ini? (emangnya saya punya pacar? (-_-;) ) waktu foto-foto, tiba-tiba saya menyadari sesuatu yang aneh.



ada sebuah meja, di atas sebuah hmmm papan.... hmmm tapi papan itu diikat ke sautu tiang. ternyata... papan itu mengambang. wah, berarti papan ini bisa dilepas dan dibiarkan lepas ke tengah kolam. whaaaa... langsung kebayang makan malam dengan lilin, dan pemain musik, di tengah kolam.... whaaaa whaaaaa (apaan sih)

sudahlah, waktunya makan karena pesanan udah datang. hmm... looks yummy. mie goreng yang ukuran small... ternyata nggak small sama sekali. lebih banyak daripada mie goreng satu porsi di manapun yang pernah saya pesan. guraminya... hmmm ternyata gurami goreng yang dibumbuin apaaa gitu, yang jelas rasanya asam-manis-kecut (lebih banyak asamnya karena namanya juga gurami saus acar kuning). dan si blue juice, adalah juice sirsak yang dikasih pepsi blue. oh ya lupa, tadinya mau pesen green juice. tapi katanya isinya juice sawi, wah nggak jadi deh.


hmmm walaupun pengalamn makannya nggak se-sensasional yang saya rasakan di Panorama resto, tapi lumayan enak. guraminya cukup aneh sih, soalnya kok habis saya kunyah ada kaya sisanya gitu, kaya habis makan daging sapi yang alot. dan yang jelas terlalu banyak buat saya. hahaha. ikan gurami saya habiskan dengan susah payah, dan mie goreng hanya berhasil saya makan sepertiganya. juice nya habis untuk membantu saya menelan makanan.

suasana tempat ini benar-benar enak, tempat ini lebih pantas dijadikan tempat rekreasi daripada si puri maerokoco. hehehe. btw, tiba waktunya untuk pulang, dan membayar makanan. wheh, ternyata lebih mahal daripada waktu ke gombel. gara2 si gurami yang beratnya 7 ons. dan... yang jaga kasirnya.... mengingatkan saya pada si dia.... duh....



perjalanan pulang, saya mampir dulu ke lawang sewu. acara peringatan ulang tahun kota semarang adalah malam itu. ketika sampai di sana, lampu-lampu sudah dipasang dan memberi warna-warna di dua bangunan tua semarang di sana. sayangnya saya nggak bisa di sana untuk menyaksikan acara pestanya. selain kursi2 nya terbatas buat undangan, saya juga takut kehabisan angkot ke terminal karena kata hansip yang ada di sana, kalau jam 8 malam angkot yang ke sana udah susah. jadi.... that's it. a memory about smarang that i build by myself. no one told me to go anywhere, i did it all by myself, my decisions, so that's what this experience worth doing. i'm looking for my next escape....


Read more!

Selasa, 20 Mei 2008

puri maerokoco (1st escape chronicles #4)



hari kedua di semarang, saya putuskan untuk pergi ke tempat yang lebih ramai, biar bisa seneng2 di wahana apaan gitu. terbayang tempat hiburan air, kaya kolam renang atau... apa ya? pokoknya yang bisa mengobati keinginan saya mengunjungi karimunjawa yang nggak kesampaian.

di pagi harinya saya ke warnet di dekat wisma mira, mencoba mencari lagi referensi tempat apa yang bisa saya datangi. hmm ada sih beberapa tempat yang kayanya menarik, ke pantai gitu. tapi kayanya perjalanannya cukup jauh untuk ditempuh setelah jumatan. satunya pantai marina, yang dikabarkan tempat buat orang yang berduit lebih. dan satunya lagi lupa, cuma katanya pantai ini belum dikelola secara sungguh2. jadi cuma ada pantai doank, tanpa wahana apa2. tapi dari fotonya sih... pengunjngnya banyaaaaak. jadi males.

hmmm akhirnya mencari alternatif lain. and you know what? saya kembali ke situs yang merekomendasikan goa kreo. haduh2 hayah2 walah2. di situ katanya tempatnya punya sepeda air, dan ada berbagai kerajinan dari seluruh jawa tengah di sana. tempat itu bernama puri maerokoco.

berangkatlah saya, lagi2 dari simpang lima, soalnya habis jumatan. dari simpang lima saya menuju karang anyar, kemudian turun di dekat jembatan penyeberangan, di depan sebuah pasar tradisional. kata supirnya saya harus melanjutkan perjalanan dengan naik angkutan "PR PP". sekitar 5 menit nggak ada angkutan yang bertuliskan "PR PP", saya akhirnya bertanya ke ibu-ibu di sebelah. ternyata angkutan yang saya tunggu adalah sebuah bus, dan memang katanya nunggunya agak lama. beberapa lama kemudian (sekitar 10 menitan) tibalah bus itu, dan memang tulisannya "PR PP" gitu. ndak tau deh apa kepanjangannya.

sekitar 15 menit
kemudian bus yang saya naiki berhenti di sebuah... apa ya? tempat yang sepi... seperti batas luar suatu perumahan. yang memberi saya sedikit haraan adalah di sana terlihat supermarket Giant. artinya saya nggak terlalu jauh dari kota. yang jelas, apapun wujud sebenarnya dari puri maerokoco itu, tempat itu bukan tempat yang ramai. soalnya sepi banget.

setelah berjalan kira2 100 meter, barulah saya menemukan papan nama yang menunjukkan ke mana puri yang saya cari. anehnya, di samping lokasi puri itu, ada sebuah lapangan, eh.... apa ya? kaya taman... eh... apaan sih. yang jelas tempat itu dimaksudkan untuk didatangi oleh banyak orang. karena luas, dan banyak sekali loket2 masuk yang saat itu semuanya... tutup. kayanya tempat ini udah lama tutup.



saya memutuskan untuk masuk ke tempat yang misterius itu dulu. hmmm ada tempat bom-bom car, dengan mobil lawas dan cat yang pudar. lalu terlihat satu bianglala di kejauhan. sebuah tempat lapang di tengah dengan patung naga di jalan masuknya, dan beberapa gedung besar di pojok-pojok area itu. hmmm saya bener2 nggak ngerti tempat apa ini. saya lihat beberapa orang sih di sana, tapi saya ndak tergerak untuk bertanya lebih lanjut tentang sejarah tempat ini. suasananya terlalu sepi dan menyedihkan (haiah).

saya masuk ke puri maerokoco setelah membayar karcis masuk seharga IDR 3500. untuk hari libur, harga tiket lebih mahal IDR 1000. dari gerbangnya aja udah kelihatan kalo saya mengunjungi suatu tempat wisata yang salah. sepi... dan beberapa bagian jalannya terendam air. yang cukup mengejutkan, itu air laut. saya ndak tau, seberapa dekat tempat itu dengan laut. yang jelas, di salah satu sisi "area wisata" ini terlihat diisi oleh air. bukan kaya kerendam banjir gitu, tapi kayanya memang diisi oleh air. hmmm tapi pemandangan yang ada sih, membuat saya mengambil kesimpulan bahwa suatu saat... ketika tempat ini masih kondang dan ramai dikunjungi oleh banyak wisatawan lokal, tiba-tiba hujan datang. hujan itu menjadi semakin lebat tidak terkendali dan air laut juga sedang pasang. semua terjadi begitu cepat hingga bencana tak bisa dielakkan, tempat itu tersapu oleh air laut, menghancurkan liburan pengunjung waktu itu. orang-orang berlarian mencoba kabur dari tempat itu, beberapa kebingungan dan menangis mencari anggota keluarga mereka yang hilang disapu ombak. berita yang menghebohkan itu muncul di surat kabar lokal, dan sejak itu tempat ini menjadi sepi dan akhirnya kini berada dalam kondisi yang hidup segan mati tak mau. tapi itu hanya khayalan saya saja (percayalah).

setelah berkeliling, saya menyadari bahwa yang ditulis di situs internet sial itu memang tidak salah. tempat ini seperti taman mini jawa tengah indah. dengan bangunan2 khas daerah2 di jawa tengah. katanya sih di dalamnya juga dijual kerjainan atau produk khas dari daerah yang bersangkutan. saya tadinya berharap bisa membeli beberapa oleh2 di sini. tapi waktu itu banyak "rumah" yang tutup. lagian dengan situasi yang sepi seperti itu, saya bakal merasa terpaksa untuk beli barang-barang yang sedang saya lihat. akhirnya saya cuma motret2 bangunan-bangunan itu, tanpa masuk ke dalam.



wahh.... luas juga tempat ini, saya cukup capek berkeliling. ketika sampai di bagian belakang area ini, saya menemukan wahana sepeda air yang ditulis di situs sesat. guess what? yeah. it was closed. jadi ada semacam tempat makan di sana, dan di sampingnya berjejer sepeda-sepeda air. hmm pemandangan nostalgis. terakhir saya naik sepeda air adalah ketika kelas 4 SD, di malang. di tempat wisata yang sekarang juga udah lenyap, ditimbun tanah longsor. well, that's another story.

hmmm sebetulnya konsep tempat ini bagus juga. kita nggak perlu berkeliling ke penjuru jawa tengah untuk mengetahui kebudayaan jawa tengah. karena semua dikumpulkan di sini. seandainya tempat ini dikelola dengan baik dan tampilannya nggak semenyeramkan waktu itu, sepertinya saya akan mengajak anak-anak saya ke sini. (note: saya single dan belum punya anak, tadi cuma angan2 saya). tapi jelas lah, tempat ini bukan tempat tujuan wisata yang perlu dijadikan tujuan utama.


Read more!

Minggu, 18 Mei 2008

grand panorama resto @Gombel (1st ecape chronicles #3)



hari pertama di semarang memang saya rencanakan buat diakhiri di tempat ini. setelah lelah oleh wisata alam yang nggak terlalu memuaskan, saya ingin menikmati suasana malam kota semarang dan bersantai.

lagi2 saya mengandalkan situs internet yang sama, meskipun sadar akan akibatnya pada kunjungan saya ke goa kreo. tujuan saya kali ini adalah Gombel. percayalah, walaupun namanya mirip dengan salah satu nama makhluk halus, tapi tempat ini bukan tempat angker. di situs itu dituliskan bahwa Gombel adalah daerah dataran tinggi di semarang dan berudara sejuk. lalu di malam hari dari sana kita bisa melihat lampu-lampu kota semarang dari atas. hmmm saya terbayang suasana kampung halaman. bukan kampung halaman sih benernya, lebih tepatnya kampung tetangga. di deket malang, ada kota Batu, di mana ada daerah yang sepanjang jalannya banyak penjual jagung bakar, dan kita bisa bersantai sambil menikmati udara dingin dan kelap-kelipnya lampu kota di bawah. romantis. sound's nice.

jadi saya menuju tempat itu. lagi-lagi dari simpang lima, setelah jalan-jalan di mall ciputra dan simpang mall. saya lupa naik angkutan jurusan apa, yang jelas saya turun di Java Mall. waktu itu masih jam 6 lebih, jadi saya mampir dulu melihat-lihat mall ini. saya menuju hypermart di lantai lower groundnya (mall ini cuma ada tiga lantai). bussett dah. orang semarang doyan juga belanja di hypermart. salah satunya eh salah tiganya belanja dua trolley dengan tumpukan dus setinggi orang yang bawa. belum lagi antrian di kasirnya yang bujubuneng. akhirnya ndak jadi beli di sana. lebih baik segera melanjutkan perjalanan.

tapi yang saya perhatikan dari acara jalan-jalan di mall semarang, ternyata orang-orang semarang nggak kalah gaya sama oang surabaya. hehe. atau mungkin saya kurang sering jalan ke SPI yah? hehehe yang jelas cewek-cewek kece waktu itu udah bawa gandengan semua. sebel.

perjalanan kemudian dilanjutkan dengan mengambil angkutan yang berwujud kijang. cukup jarang kok di sana, jadi sepertinya kemungkinan salah ambil angkot cukup kecil. ternyata perjalanannya cukup lama, kira2 butuh 20 menit. dan dalam perjalanan saya melewati sebuah tempat yang tampak depannya cukup menarik perhatian. kalo nggak salah sih namanya Wonderland gitu. maunya sih difoto, tapi mengambil foto di malam hari dari kendaraan yang bergerak... hmmm kamera saya nggak sesakti itu, apalagi orang yang megang kamera adala saya, jadinya hancur (hasil fotonya, bukan kameranya). di sana ada tulisan kalau tempat itu baru dibuka tanggal 18 atau 20 april ya? seingat saya tengah2 bulan april gitu. kalo dari luar, kelihatannya tempat itu kaya pasar malam. dengan wahana carousel dan bianglala (bahasa inggrisnya bianglala apaan sih?).

singkat cerita, dari keyword berikut: gombel, tempat makan, pemandangan bagus, bisa lihat lampu. saya diturunkan oleh supir angkot di depan sebuah tempat, yang pertamanya membuat saya menelan ludah (sound fx: gulp). tempat itu adalah Gombel Grand Panorama Resto. saya pernah mendengar (bahkan diajak melewati) tempat ini oleh kakak ayah saya, atau dalam bahasa saya : pakdhe. dia juga bilang kalau makan di tempat ini enak, pemandangannya bagus. tapi pakdhe saya itu dokter, nginepnya di hotel ciputra. sementara saya? hanya seorang pegawai dengan posisi entry level (haiah, istilahnya bener nggak sih). tapi nggak masalah, saya kan termasuk orang kaya (please, pray with me. amiiin.....).

melangkah dengan pede. masuk dengan pede. dan disambut oleh... apa ya istiahnya? concierge? haha. apaan sih. asal nyebut aja. pokoknya yang nerima tamu itu loh.... yang nunjukin meja dsb. yang jelas pelayanannya membikin saya merasa seperti orang penting, dan kayanya membuat saya jadi mau menghabiskan banyak uang untuk makan (kena deh gue). dasar cowok gampangan. dibaikin dikit aja dah seneng.

waktu itu saya minta buat makan di lantai dua. lantai satunya nggak ada pengunjung sama sekali sih, dan dengan pemandangan luar dibatasi kaca. di lantai dua cuma ada dua meja yang ada orangnya, ungkin karena waktu itu baru jam 7-an. saya memilih tempat yang agak sepi dan rada gelap, yang kira-kira bisa dijadiin tempat melamun yang enak. si pelayan datang sambil membawakan daftar menu. waktu itu nggak tahu kenapa saya jadi over pede, dan merasa kaya bondan winarno, padahal nggak ada sponsor atau tv yang merekam muke saya ini.

saya nggak ada bayangan apapun tentang restoran ini sebelumnya, jadi cukup terkejut waktu sadar bahwa teryata resto ini adalah resto seafood. duh saya nggak akrab dengan seafood. hmmm menunya cukup banyak, saya jadi bingung.

"bisa dibantu dengan pesanannya pak?"
"hmm.... bentar pak"
"mungkin ikan bakar nya pak?"
"ikan bakar? spesialnya di sini apa ya? ikan bakar tadi?"
(lagak #1, pake nanya menu spesial di resto)
"ya pak, masakan ikannya, bisa dibakar atau digoreng"
"ok, kalau gitu mungkin ikan gurami nya aja ya"
(di daftar menunya ada ikan gurami, bawal, baronang, dsb tapi yang kayanya harganya paling murah dan saya kenal rasanya cuma gurami)
"kalau gurami mungkin untuk satu orang terlalu besar pak"
"oh gitu, kalau gitu ikan apa ya?"
(lagak #2, siap memesan menu apa aja yang disarankan pelayan)
"bagaimana kalau bawal bakar pak?"
"oh gitu, ok deh, sama nasi putihnya ya"
(habisnya ternyata bawal harganya sama kaya gurami)
"yang lainnya pak, sayurnya mungkin?"
"ehm, sayurnya baby kailan aja"
"baby kailan ya pak, kalau minumnya?"
"minumnya es panorama ini aja"



setelah konfirmasi pesanan, si pelayan itu lalu pergi. dan saya mulai menyesal. hmmm ikan apaan ya bawal itu? mana dibakar lagi, saya nggak pernah begitu suka masakan yang dibakar. masakan ikan juga gak akrab. ah sudahlah, namanya juga cari pengalaman baru. tiba-tiba si pelayan balik lagi.

"pak, maaf. informasi dari chefnya tadi, ikan bawalnya habis"
"habis?"
"iya pak"
"wah, terus gimana donk?"
"mungkin ikan baronangnya aja pak"
"baronang? hmmm enak ya itu?"
(lagak #3, tamu yang kecewa dan mulai bertingkah)
"oh kalau baronang justru istimewanya kalau dibakar pak"
"oh gitu?" (melihat si pelayan di matanya) "ya deh kalo gitu. oh ya, kamar mandinya di mana ya?"
(lagak #4, meminta pelayanan prima dari pihak resto)
"oh di sana pak, turun sedikit"

hmmm cukup aneh, kamar mandinya pake turun tangga dulu, tapi nggak sampe ke lantai bawah. bersih juga sih. habis melepaskan dorongan yang dialami sejak naik angkutan tadi, saya kembali ke tempat duduk. di perjalanan kembali (halah), ada orang yang tadinya terlihat bersama si pelayan.

"pak, tadi sudah dibilangin tentag pesanannya?"
"oh iya, udah diganti ma baronang bakar"
"oh iya, lalu sayurnya gimana?"
"sayurnya, bukannya baby kailan?"
(senyum-senyum) "baby kailan nya juga habis"
"loh? habis juga? kalau gitu saya minta daftar menunya lagi"

saya mulai asli sebel, eh tapi nggak juga. waktu itu saya pasrah dan nggak ada perasaan sebel. tumben. hihihi. akhirnya setelah melihat daftar menu, saya tidak menemukan sayur yang seharga atau lebih murah daripada baby kailan, selain tumis kangkung. hah, akhirnya ya pesen itu aja.

pesanan pertama datang: es panorama seharga IDR 8500. seperti es campur biasa, tanpa items yang ngga saya sukai seperti: tape dan kacang hijau. wah, gue banget nih esnya. slurp. wah manis, enak, seger. slurp. duh lagi ah. slurp2. heh sabar, makanannya belum dateng. tapi agar2nya manis, sirupnya enak, seger, slurp x12. entah kenapa saya nggak bisa nahan untuk terus meminum es itu.

enaaakk.... dan akhirnya tepat ketika saya meminum satu sendok terakhir es itu, makanan datang. ikan bakar, lalu lalapan yang lengkap dengan sambalnya pula. kemudian tumis kangkungnya. karena es saya sudah habis, saya pesan minuman tambahan: es
putri salju
seharga IDR 8500 juga. (lagak #5, beli minuman yang mahal2) baru kemudian nasi putihnya datang.



perut saya yang dari siang belum diisi kayanya jadi bersemangat. ya Allah, semoga makanan mahal ini cukup enak. saya ambil seiris daging ikannya, trus dengan sesendok nasi saya masukin ke mulut... hmmpphhh....... mak nyusss...!!! beneran, kata yang ingin keluar dari mulut saya adalah kata yang sama seperti pak bondan. rasanya enak buanget. saya ambil seiris lagi, kali ini saya tambahin sambel (note: saya nggak suka sambel). wuh. mantap. ditambahin lalapannya. huh. enakk... saya cukup terhanyut degan ikan baronang bakar itu, sampai lupa saya juga pesan tumis kangkung. saya coba tuh tumis, hmm... sedikit terlalu asin, gpp lah. yang penting ikannya uenakk. (sabil terus makan dengan lahap).

di tengah saya makan, es putri saljunya datang. saya sudah mulai kenyang.jadi saya berhenti sejenak, menikmati kelap-kelip lampu kota yang terlihat dari meja saya. nggak se-casual yang saya bayangkan seperti di batu, tapi dengan makanan yang enak seperti ini, udara yang dingin, dan pemandangan yang bagus... i was getting quite sentimental. saya lihat ikan yang separuhnya sudah saya makan. alhamdulillah. Allahu Akbar. tiba-tiba merasa perlu bersyukur sekali. lalu saya lanjutkan makan, dengan lebih perlahan, menikmati tiap gigit ikan lezat yang dibayar per ons itu. hmmm enak. mungkin saya nggak prlu pesan sayur, karena jumlah lalapannya cukup banyak, dan memang tumisny ndka terlalu istimewa hehe.

tapi jangan terlalu percaya sama saya.mungkin saja saya merasakan sensasi lezat luar biasa ini karena gabungan lapar, masakan enak, pengalaman pertama (setelah sekian lama) dengan ikan bakar, dsb. yang jelas saya menikmati sekali makan malam waktu itu. i wish i could share the moment with my one.

makan selesai. kenyang banget. jadi merasa sedikit berdosa. mulai minum es putri saljunya. hmmm manis dan segar juga, saya nikmati es saya sambil mendengarkan live music yang baru dimulai sekitar 3 menit sebelumnya. lagu pertama adalah ayat-ayat cinta. i'm humming with the song, quitely. tapi di tengah lagu tiba-tiba kok nadanya mleot. rupanya jemari si keyboardist masih kaku. tiga kali lagunya jadi keseleo, di bagian yang berbeda-beda. lagu kedua mulai, it was wonder woman. ah tau aja nih, suasana hati. kali ini lagunya dimainkan dengan lancar oleh keyboardistnya. tapi kok ada yang aneh ya? kali ini si penyanyi sering kedengeran off-tempo. kayanya dia cuma hafal bagian reffrainnya. bagian lain dia baca dari teks dan coba dicocokkan dengan lagunya. hmmm es nya masih enak. lagu ketiga adalah jangan lupakan aku dari nidji. bikin makin kangen ajah. kali ini mereka bisa tampil cukup enak, meskipun di tengah2 lagu mereka berhenti. nggak tau kenapa.

sudah jam 8 lebih. saya khawatir nggak dapet angkot buat kembali gara2 kemaleman. saya ke lantai bawah untuk membayar tagihan. senagaja saya sendiri yang ke bawah, biar nggak merasa berdosa karena nggak ngasih tip. terdengar suara lagu oldies dari lantai dua. so that's it. i had a very good memorable moment at that evening. i always want that kind of moment with you, the moment of full honesty and gratitude. but the chance never came.


Read more!

Sabtu, 10 Mei 2008

goa kero ups, Goa Kreo (1st escape chronicles #2)



dari internet dan juga peta obyek wisata yang ada di simpang lima, saya menemukan beberapa nama target tujuan liburan saya di semarang. hari pertama saya memutuskan untuk pergi ke obyek wisata alam. pilihannya bisa ke Agrowisata Sodong, tapi sepertinya dari info di internet, tempat ini belum terlalu established (mantap) sebagai obyek wisata. masih dalam proses pengembangan gitu. lagipula saya nggak terlalu suka ma agrowisata kalo pergi sendirian. lalu bisa juga ke daerah pantai seperti Tanjung Mas (pelabuhan) tapi masa di sana ngeliatin kapal? lagian bisa2 nyampe sana saya nekat nyebrang ke karimun jawa. lalu saya lihat di situsnya pemkot semarang, bahwa ada satu tujuan lagi yaitu Goa Kreo.

artikel di situs itu memuat foto beberapa ekor kera. hmmm saya terbayang lokasi wendhit di kota Malang, yang juga banyak kera nya. kata "goa" mengingatkan saya pada goa di tanjung kodok, yang panas. tapi di artikelnya ditulis bahwa tempat ini di dataran tinggi yang mestinya sejuk. dan ditulis juga kalau pengunjung bisa menikmati aliran sungai yang dingin dan sejuk. hmmm bayangan saya akan obyek wisata ini jadi makin campur aduk. dan seperti biasa, ketika udah cukup penasaran, pasti saya datengin. hehehe.

dari wisma mira saya tanya resepsionisnya, untuk ke goa kreo naik angkot lewat mana aja dan butuh waktu berapa lama. kata dia maksimal dua jam, tapi kalau naik kendaraan sendiri, perjalanan bisa 30 menit saja. sengaja saya nggak nanyain seperti apa goa kreo itu, pengin melihatnya sendiri. padahal sih, setelah pergi ke sana, saya merasa seharusnya waktu itu saya nanya aja, hahaha.....

perjalanan dimulai dengan naik angkot ke arah simpang lima, dari sana saya naik bus ke arah bulak banteng, eh... kuli banteng, ehh... kebo banteng, tapi.... lupa ah, pokoknya ada bantengnya. silahkan dikonfirmasi ke kernet busnya, bilang aja mau ke manyaran. dari sana, saya turun di bundaran, yang ternyata tempat Museum Ronggolawe berada. katanya sih, museum ini adalah museum sejarah terbesar di Jawa Tengah. tapi waktu itu saya nggak masuk, karena udah lewat jam 1400 dan museum itu dah tutup. di sampingnya ada papan penunjuk bahwa goa kreo tinggal 5 km lagi.

saya naik angkot berwarna kuning setelah menanyakan supirnya, apakah ia menuju goa kreo. angkot itu berjalan... dan berjalan... mengisi bensin... lalu terus berjalan. makin masuk meninggalkan kota, rumah penduduk mulai jarang.... dan saya mulai ketakutan, begitu jauhkah goa kreo itu? begitu jauhkah 5 km itu? kemudian angkot kuning itu berhenti di sebuah gapura.

"turun di sini mas"

dengan enggan saya turun. angkot itu pergi. saya menunggu dan terdiam selama semenit. sepi. saya potret gapura itu. saya tunggu lagi, berharap ada angkot lain yang lewat ke arah yang berlawanan, ke arah kembali. tidak terjadi apa-apa. tidak ada kendaraan yang lewat. hah, kepalang basah, harus maksimal di lokasi ini.

ternyata dari gapura itu, masih cukup jauh untuk sampai ke lokasi sebenarnya. dan jalannya naiikk lalu turuunnn waaaaaaa capek loh kalo jalan kaki. apalagi sewaktu saya jalan, iringan sepeda motor lewat dengan penumpangnya yang tertawa dan senyum-senyum. hah.... kaki jadi terasa semakin berat. muncul mobil, dari arah goa kreo ke luar. ah... betapa teriknya matahari.... namun saya terus berjalan, mendaki, ah seharusnya saya lebih sering berolahraga.

sekitar 100 meter sebelum "lokasi", ada pos penjualan tiket. karena hari itu hari libur, maka terpampang harga tiket masuk IDR 2750. nanggung banget ya harga tiketnya? beberapa langkah kemudian, saya akhirnya benar-benar sampai di lokasinya. anehnya di sana ada pos penjualan tiket lagi, tapi ditutup. di tempat ini tertulis harga tiket untuk hari biasa: IDR 1750. melihat keadaan sekitar, saya mulai merasa bahwa saya mendatangi obyek wisata yang salah. tempat parkirnya kecil, dan sepi. juga ndak keliatan goa atau sungai, atau apapun itu yang saya bayangkan sebelumnya. lalu muncullah seekor kera.

hmm... sepertinya memang obyek wisata ini jualan kera. saya coba memotret ekor kera itu, eh bukan... memotret keranya, yang cuma seekor. di sekeliling saya melihat bahwa saya sepertinya memang di daerah dataran tinggi, di sekeliling terlihat pemandangan lembah. cukup bagus sih, tapi terhalang oleh pohon-pohon. gpp lah, nekat aja dipotret. tiba-tiba saya dikejukan oleh suara.



"mas mas!"
hah? siapa itu? dari mana suara itu berasal? tunjukkan wujudmu!
"mas mas! kamu nanti urusannya sama saya!"
ternyata ada seorang bapak di dalam pos penjualan tiket yang tutup itu. apa maksudnya ya? apa dia kira saya belum bayar tiket?
"hah? kenapa pak?"
"iya, nanti kamu urusannya sama saya aja!"
duh urusan apa sih? di sini pake ngurus apa lagi?
"bentar lagi, nanti kamu main-main sama saya"
hah? bapak ini ngomongin apa sih? masa udah gedhe masih suka mainan? mau main apa sih bapaknya? ngapain ngajakin saya main? atau bapaknya ngira saya suka main? tapi kenapa mainnya harus sama dia sih? tidaaakkk lepaskaaaannnn
(kembali ke dunia nyata)
"mmm maksudnya pak?"
"iya, saya nanti mau ngasih makan kera-kera. tunggu sebentar. nanti kamu mainnya sama saya aja."
ealah pak.... kenapa nggak bilang dari tadi... (sigh)

beberapa menit kemudian bapak itu membawa sebuah ember berisi singkong, menuju ke lapangan di bawah tempat duduk-duduk buat wisatawan. saya mengikuti bapak itu. tiba-tiba saja saya menyadari bahwa kera-kera yang di sana juga mengikuti bapak itu. begitu banyak kera. tidaaakk tolong! kelakuan mereka yang dengan cepat ke sana kemari juga suara mereka yang cukup mirip dengan anjing (seriously) membuat saya cukup nervous. akhirnya saya memutuskan untuk menjauh saja dari bapak itu dan kerumunan kera yang ingin makan. hmmm eman juga sih, akhirnya saya nggak bisa ngambil foto-foto yang bagus dari sekian banyak kera yang lagi makan.

selesai berfoto dengan kera yang rebutan maem, saya meneruskan perjalanan ke bawah. iya,
ternyata dari gerbang masuk, kita harus turun lagi untuk nyampai ke goa yang dimaksud. setelah turun, ada gerbang pemeriksaan tiket. melewati gerbang tadi, jalan nggak turun lagi dan di sepanjang jalan yang dinaungi pohon-pohon habitat kera, terdapat tempat-tempat duduk buat pengunjung. suasananya cukup hening, dan terdengar suara air sungai yang mengalir di bawah. sayangnya ketika saya melongok ke bawah, air sungainya coklat. padahal di sana ada tangga lagi (tangga yang keliatan dapat longsor kapan saja) yang menuju sungai itu. tapi kayanya nggak asyik deh celup-celup kaki di sungai itu.

akhirnya setelah berjalan kira-kira 150m, saya nyampai di ujung jalan. cukup banyak pengunjung di sana. mana goanya ya? cuma ada tebing batu di samping... dan ada... tunggu dulu. ada sebuah cekungan, ceruk, dengan tinggi kira-kira 2,5m dan masuk 1,5m dari dnding batu di sampingnya. ini toh "goa" yang dimaksud.... ck ck ck. penipuan. tapi saya kok nggak memotret bukti penipuan itu yah? waaa bodoh. tapi interaksi dengan kera-kera di sana mengingatkan saya pada sangeh. yaaaa jangan disamain sih, tapi suasananya mirip. untungnya kera di semarang baik-baik. nggak seperti di bali yang naik-naik tanpa ijin ke pundak saya, atau kera di malang yang menurunkan celana saya gara-gara mengira ada makanan di kantong saya.

yah, lumayan lah buat pengalaman. walaupun bukan pengalaman yang spektakuler dan nggak buat diulangi lagi. sampai di parkiran dan menghadapi jalan mendaki lagi... hah.... nggak deh. akhirnya dengan bermuka tebel saya minta ijin salah satu pengunjung yang naik mobil, buat numpang sampai ke gapura depan. hah, enaknya naik mobil. tapi ternyata si bapak yang bawa mobil berbaik hati sama saya. kayanya dia tau kalo di depan gapura nggak ada angkot ke arah simpang lima. dan akhirnya setelah 10 menit perjalanan, si bapak menurunkan saya di tempat angkot menuju simpang lima. tapi tetep aja sih harus oper dulu.



goa kreo... hmmm cocok buat olahraga pagi. atau keluarga baru yang lagi pengin main-main ma kera. atau.... buat yang lagi menikmati cinta monyet. tapi sebaiknya anda ke sini dengan kendaraan sendiri, karena akses ke kedaraan umum cukup sulit dan melelahkan.


Read more!

Jumat, 09 Mei 2008

welcome to semarang (1st escape chronicles #1)



setelah perjalanan selama kurang lebih 7 jam, akhirya saya sampai di terminal terboyo jam 5 pagi. di antara kondisi sadar dan tidak, saya langsung menanggapi tawaran seseorang untuk mengantarkan saya ke tujuan pertama saya: masjid jami' (besar) di semarang. setelah 10 detik kemudian baru saya sadar kalo yang menawari adalah seorang tukang ojek. dia minta IDR 20000 buat mengantarkan saya ke simpang lima. kesimpulannya: mintalah apa saja di saat saya baru bangun, pasti saya kasih!

sudah rahasia umum, bahwa pendatang dengan duit cekak, pasti akan bebersih diri dan istirahat di masjid begitu sampai dari perjalanan. tukang ojek yang mengantarkan saya pun kayanya udah paham. tapi saya tetap bersikeras kalo akan ada teman saya yang menjemput saya di simpang lima. hehehe. what's the point? ndak tau, tapi kayanya saya merasa perlu menegaskan bahwa tidak ada prospek baginya untuk mengantarkan saya lebih jauh dari simpang lima. oh ya, dari tukang ojek itu juga saya baru menyadari nama masjid yang saya tuju itu, heheh:
masjid baiturrahman.

setelah sholat, saya mandi tapi nggak pake ganti baju. hahaha. soalnya tempatnya nggak memungkinkan (don't ask). masih jam 6. wah, mau ke mana ya saya ini? di depan terlihat daerah simpang lima yang kondang itu. mulai banyak orang-orang jalan-jalan (nggak ada yang lari pagi) di sana. hmmm mungkin saya bisa mulai ambil foto di daerah sini. dan mulailah saya ikut warga semarang, berkeliling Simpang Lima.

di tengah lapangan ada set panggung yang nggak lengkap. hmmm baru ada pertunjukan tah? atau persiapan menjelang suatu pertunjukan? setelah berkeliling, ternyata panggung itu dibuat untuk Clas Music Karnaval SCTV, mulai esok harinya. enaknya ikut liat nggak ya? saya terus berjalan, sambil membawa tas. duh tas tangan ini nggak keren. mestinya saya pake backpack. tapi saya nggak punya.... . keliatan andong yang dianiki bapak dan dua anaknya. jadi pengin nyobain. nggk usah deh, nabung buat naik jetski di karimun jawa, hehehe.

terlihat hotel ciputra, tanpa sponsor seperti desember tahun lalu, saya tidak bisa menikmati dinginnya AC kamar seharga IDR 1000000 semalamnya itu.... biar. di sampingnya ada mall ciputra, apa cari sarapan di sana ya? bukanya baru jam 10, aduh. hotel horison, mall simpang, ramayana, e lounge... wah city life banget. tapi kayanya akses angkot dari simpang lima ini bisa ke mana-mana. saya jalan lagi, hmmm tampak billboard tolak angin dengan foto agnes monica yang besaarrr banget. ada sesuatu yang membuat saya betah berlama-lama melihat billboard gedhe ini.

pertamanya agak kaget, sedikit nggak percaya, tapi ini jelas di depan mata. di depan mata dan gedhee lagi. mungkin ini bukti bahwa tidak ada manusia yang sempurna, mungkin ini salah manajernya, mungkin agnes lagi capek, mungkin ini salah fotografernya, mungkin ini masalah lighting, atau mungkin hanya pikiran ngawur saya saja. hmmm.... tapi kok kayanya ketek si agnes berambut ya? saya terus melihat billboard itu. ke muka agnes yang selalu cantik... ke dua sachet tolak angin yang diiklankan... trus ke keteknya lagi... masa iya sih?

walaupun masih nggak percaya dan diliputi keraguan, saya nggak berencana untuk menghabiskan liburan saya untuk memecahkan teka-teki itu. saya terus berjalan dan memotret situasi simpang lima yang semakin ramai. penjual makanan mulai banyak. laper... agnes... hus!
kemudian terlihat peta lokasi wisata di semarang. hmmm seingat saya lawang sewu letaknya dekat dengan simpang lima. lalu saya bertanya ke ibu-ibu yang lagi lewat, bagaimana caranya ke lawang sewu naik angkot.

berdasarkan info yang diberikan ibu-ibu tadi, saya naik angkot menuju sampangan. kira-kira 5 menit kemudian, sampailah saya di lawang sewu, yang ternyata bersebalahan dengan tugu muda. di sampingnya lagi ada museum perjuangan mandala bhakti, tapi kayanya gak dibuka buat umum deh, CMIIW. trus belakangan saya baru tahu di sekitar situ ada Carrefour (halah lagi2 hypermarket itu) yang ada di DP Mall. dari supir angkot yang saya naiki, saya baru tahu bahwa tanggal esok harinya (2 Mei) kota Semarang berulang tahun. dan ada acara di lawang sewu. nggak heran kalau di sekitar lawang sewu pagi itu dipasang panggung tambahan dan tiang-tiang untuk lampu.

makin siang, makin panas (baru jam 830 sih) dengan kebingungan dan tanpa arah, saya tau ke mana saya harus menuju: warnet terdekat. saya kembali ke simpang lima, mengingat pusat kota di sana. agnes tadi.... halah! untungnya di belakang hotel ciputra, saya menemukan warnet yang buka 24 jam. kalo ndak salah namanya cyber 24 gitu. tapi ketik mau masuk, saya melihat warteg nggak jauh dari sana. lapar lapar..... akhirnya saya maem dengan menu minimalis: telur ceplok dan sayur kangkung + teh hangat. habisnya IDR 4000. hmm murah nggak ya?

kembali ke warnet.
di sana saya menemukan kenyataan manis maupun pahit. manis karena saya mendapatkan banyak list hotel melati (wisma) yang murah buat nginep. pahit karena saya menyadar bahwa jadwal menyebrang ke karimun jawa hanya ada hari sabtu dan kembali ke semarang hari minggu. bisa-bisa senin saya nggak masuk kantor, lagian cuma bentar banget di sana, gak bakal puas. hiks. dan dari sekian banyak list penginapan murah, yang masih punya kamar kosong waktu itu haya dua: wisma permata dan wisma mira.

di internet banyak yang nyaranin wisma permata dengan tarif IDR 120000 untuk kamar dengan AC dn lokasi dekat simpang lima. katanya sih cukup bagus juga. tapi sayangnya waktu saya tanya bisa naik apa angkot ke sana, orang yang saya telepon agak kebingungan, dan menyarankan saya naik taksi.
akhirnya saya memutuskan untuk melihat kamar wisma mira, yang lokasinya bisa dicapai dengan sekali perjalanan angkot. tapi ternyata cukup jauh juga, perjalanannya kira-kira 10-15 menit. saya mengambil kamar dengan tarif IDR 75000 untuk dua bed busa, fan, dan kamar mandi dalam.

tempatnya nggak jelek banget, i've seen worse, a lot worse. but i've seen better too. hah, biarlah. yang penting akhirnya saya bisa mandi sepuasnya dan berganti baju. kemudian setelah sholat di musholla yang ada 50 meter dari wisma, saya melanjutkan acara jalan-jalan...

additional notes:
- ke semarang dari surabaya naik bus ekonomi habis berapa sih? kok saya bayar IDR 50000 ya? kayanya kemahalan deh. busnya nggak ada AC nya, kursinya nggak bisa reclined. sempat mau mutung dan membatalkan rencana escape gara2 tidurnya nggak enak blas.
- kalo ke semarang usahakan nyampenya pagi atau siang aja, biar ada angkutan dan gak perlu pake ojek
- tarif angkot di semarang IDR 2000. siapkan uang pas. mentang-mentang saya keliatan kaya turis, beberapa kali supirnya mau ambil IDR 3000. untuk bus kota ber AC, memang tarifnya IDR 3000.
- agnes monica... arghh just forget it!


Read more!

Senin, 05 Mei 2008

1st escape


i finally done it. my first physical escape. i always feel like escaping from something. tapi pelarian yang saya lakukan selama ini terbatas pada blog, atau imajinasi saya: escape of the mind. tapi akhir-akhir ini saya merasa perlu sekali melakukan sebuah perjalanan fisik. akhirnya niat itu terwujud di long weekend awal mei ini, yang dibikin dengan cuti sehari.

tadinya "the escape" mau dilakukan bersama seorang teman. tapi karena dia terlibat dalam suatu prahara cinta, maka dia nggak jadi ikut. akhirnya rencana berubah total, karena nuansa "escape" di tempat tujuan semula jadi kurang terasa buat saya. sempat ragu juga, apakah rencana itu perlu diteruskan atau ndak. tapi dorongan untuk lari itu cukup kuat.

nggak seperti biasa, saya cukup bawa barang satu tas tangan untuk pergi selama 4 hari dan 3 malam. biasanya saya butuh satu koper, serius. dua cellphones dengan pulsa lumayan dan masa aktif. satu kamera digital. tak lupa dompet yang berisi IDR 35000 dan kartu ATM. membawa sedikit barang rasanya menyenangkan juga, cocok dengan suasana hati yang waktu itu ringan banget, benar-benar in the mood buat escape.

malam itu saya memutuskan, akan pergi ke bungurasih, lalu ambil bus malam ke kota manapun yang tersisa di sana. waktu pergi ke terminal saya nggak punya bayangan apa-apa. cuma ortu pesen buat nggak nyebrang pulau. bukan jakarta, karena melarikan diri ke kota metropolis lain rasanya nggak asik. ke bandung... hmmm jangan2 pelarian saya malah ke belanja, bukan ide bagus. cuma dua kota itu yang ada di blacklist saya.

sampai di bungurasih. saya belajar hal pertama ttg bepergian dgn bus: bus terminals operates with chartal money. kalau mau bepergian dengan bus, pakai uang kertas. saya nggak nemu satu mesin ATM di terminal itu. akhirnya saya harus keluar dari terminal, dan ambil uang di mesin ATM dekat tempat belanja di samping terminal.

kemudian setelah masuk ke peron, saya dihadapkan pada kenyataan bahwa masih banyak bus malam yang mau berangkat. kayanya semua jalur ada bus yang lagi kosong dan mau berangkat. bingunglah saya, dan saya mulai berjalan di antara orang-orang yang mempromosikan jalurnya masing-masing, sambil melihati papan-papan jalur, membaca nama-nama kota calon tujuan saya.

"mas, mas mau ke mana mas?"
[tanpa suara, tanpa membuka bibir, melihat dengan penuh tanda tanya ke arah papan jalur]
"jakarta sini mas"
[masih tanpa suara] hmm... purwokerto, yogya, semarang, tulungagung...
"mas, ke bandung tah mas? iya mas?"
[....] kalo yang di sebelah sana ke mana aja ya?
"denpasar! denpasar! sini mas, eksekutif ke bali"
[....] hmmm duh bandung, bogor, cirebon... wah...
"mas, mau ke mana mas? ndak usah lihat tulisannya mas... terlalu banyak itu kotanya"
"iya mas... bilang aja mau ke mana masnya, nanti ditunjukkan naik mana gitu"
[....] kalo ke purwokerto... ngapain ya? ada apa ya di sana?
"mase ngomong ae... mau ke mana? ya mas ya? mau kemana sih masnya?"
[....] atau ke cirebon aja ya? nggak ah, udah ada yang ke sana
"ke denpasar paling mas... yo mas yo? di belakang sana loh kalo ke denpasar"
[....] denpasar ya? hmmm tapi masa baru dibeliin oleh2 dr sana trus ke sana lagi?
[..........]

ya, para bapak dan mas-mas itu sudah menyerah rupanya mencoba berbicara dengan saya.
saya lalu mencoba untuk melihat bus yang ke denpasar itu. bergerak ke belakang... lalu saya melihat nama kota yang tadi terlewat: semarang. akhirnya saya menaiki bus itu.ok, it's not really an ideal escape, karena saya udah dua kali ke sana tahun lalu. tapi saya ingin ke sana, selain nggak ada orang yang benar2 saya kenal di sana. juga karena dari sana saya mungkin meneruskan perjalanan ke karimun jawa.

di dalam bus, saya masih ragu apakah memang saya akan ke semarang, atau denpasar instead. apalagi ada yang nawari buat nginep gratis. tapi sebelum saya telanjur merubah keputusan, bus itu telanjur bergerak pergi. and there it all started...

pelarian kali pertama ini, membuat saya ingin berlari lagi. mungkin ingin melarikan diri, atau hanya ingin berlari. saya belum yakin. i enjoy my ups adn downs at this trip.

i'll post my visits there later on. maunya sih begitu pulang saya tulis semua, tapi ternyata ada serangan sakit kepala yang cukup membuat saya ingin tidur seharian.


Read more!