Senin, 05 Mei 2008

1st escape


i finally done it. my first physical escape. i always feel like escaping from something. tapi pelarian yang saya lakukan selama ini terbatas pada blog, atau imajinasi saya: escape of the mind. tapi akhir-akhir ini saya merasa perlu sekali melakukan sebuah perjalanan fisik. akhirnya niat itu terwujud di long weekend awal mei ini, yang dibikin dengan cuti sehari.

tadinya "the escape" mau dilakukan bersama seorang teman. tapi karena dia terlibat dalam suatu prahara cinta, maka dia nggak jadi ikut. akhirnya rencana berubah total, karena nuansa "escape" di tempat tujuan semula jadi kurang terasa buat saya. sempat ragu juga, apakah rencana itu perlu diteruskan atau ndak. tapi dorongan untuk lari itu cukup kuat.

nggak seperti biasa, saya cukup bawa barang satu tas tangan untuk pergi selama 4 hari dan 3 malam. biasanya saya butuh satu koper, serius. dua cellphones dengan pulsa lumayan dan masa aktif. satu kamera digital. tak lupa dompet yang berisi IDR 35000 dan kartu ATM. membawa sedikit barang rasanya menyenangkan juga, cocok dengan suasana hati yang waktu itu ringan banget, benar-benar in the mood buat escape.

malam itu saya memutuskan, akan pergi ke bungurasih, lalu ambil bus malam ke kota manapun yang tersisa di sana. waktu pergi ke terminal saya nggak punya bayangan apa-apa. cuma ortu pesen buat nggak nyebrang pulau. bukan jakarta, karena melarikan diri ke kota metropolis lain rasanya nggak asik. ke bandung... hmmm jangan2 pelarian saya malah ke belanja, bukan ide bagus. cuma dua kota itu yang ada di blacklist saya.

sampai di bungurasih. saya belajar hal pertama ttg bepergian dgn bus: bus terminals operates with chartal money. kalau mau bepergian dengan bus, pakai uang kertas. saya nggak nemu satu mesin ATM di terminal itu. akhirnya saya harus keluar dari terminal, dan ambil uang di mesin ATM dekat tempat belanja di samping terminal.

kemudian setelah masuk ke peron, saya dihadapkan pada kenyataan bahwa masih banyak bus malam yang mau berangkat. kayanya semua jalur ada bus yang lagi kosong dan mau berangkat. bingunglah saya, dan saya mulai berjalan di antara orang-orang yang mempromosikan jalurnya masing-masing, sambil melihati papan-papan jalur, membaca nama-nama kota calon tujuan saya.

"mas, mas mau ke mana mas?"
[tanpa suara, tanpa membuka bibir, melihat dengan penuh tanda tanya ke arah papan jalur]
"jakarta sini mas"
[masih tanpa suara] hmm... purwokerto, yogya, semarang, tulungagung...
"mas, ke bandung tah mas? iya mas?"
[....] kalo yang di sebelah sana ke mana aja ya?
"denpasar! denpasar! sini mas, eksekutif ke bali"
[....] hmmm duh bandung, bogor, cirebon... wah...
"mas, mau ke mana mas? ndak usah lihat tulisannya mas... terlalu banyak itu kotanya"
"iya mas... bilang aja mau ke mana masnya, nanti ditunjukkan naik mana gitu"
[....] kalo ke purwokerto... ngapain ya? ada apa ya di sana?
"mase ngomong ae... mau ke mana? ya mas ya? mau kemana sih masnya?"
[....] atau ke cirebon aja ya? nggak ah, udah ada yang ke sana
"ke denpasar paling mas... yo mas yo? di belakang sana loh kalo ke denpasar"
[....] denpasar ya? hmmm tapi masa baru dibeliin oleh2 dr sana trus ke sana lagi?
[..........]

ya, para bapak dan mas-mas itu sudah menyerah rupanya mencoba berbicara dengan saya.
saya lalu mencoba untuk melihat bus yang ke denpasar itu. bergerak ke belakang... lalu saya melihat nama kota yang tadi terlewat: semarang. akhirnya saya menaiki bus itu.ok, it's not really an ideal escape, karena saya udah dua kali ke sana tahun lalu. tapi saya ingin ke sana, selain nggak ada orang yang benar2 saya kenal di sana. juga karena dari sana saya mungkin meneruskan perjalanan ke karimun jawa.

di dalam bus, saya masih ragu apakah memang saya akan ke semarang, atau denpasar instead. apalagi ada yang nawari buat nginep gratis. tapi sebelum saya telanjur merubah keputusan, bus itu telanjur bergerak pergi. and there it all started...

pelarian kali pertama ini, membuat saya ingin berlari lagi. mungkin ingin melarikan diri, atau hanya ingin berlari. saya belum yakin. i enjoy my ups adn downs at this trip.

i'll post my visits there later on. maunya sih begitu pulang saya tulis semua, tapi ternyata ada serangan sakit kepala yang cukup membuat saya ingin tidur seharian.

2 komentar:

aneke's mengatakan...

waaa... sayang banget.. kenapa ga milih bus ke Denpasar??

sengaja yah.. sengaja yah..

disini kan loe bisa pura-pura jadi turis Tok..

aku jadi terinspirasi buat Perjalanan tiba-tiba kayak gini..
seru yah kayaknya..
perlu di coba nie, kalau stress udah mulai parah..

makasih idenya..
:D

destyan mengatakan...

bali...

hmm...

hal yang perlu kamu siapkan utnuk perjalanan tiba2: uang dan kesabaran. soalnya hampir nggak tau apa2 ttg tempat yang dituju. mau nginep dimana, biaya transpor berapa. dan nggak ada temen buat ngomel bareng, heheh.