Sabtu, 31 Januari 2009

teasing the mountains (banyuwangi day 2)


kalo kemarin saya pergi mengunjungi pantai yang disarankan oleh DN, maka hari kedua saya diajak ke tempat wisata yang di-recommend oleh AN, dan sama sekali tidak diketahui oleh DN. tapi... lagi2 kali ini DN gak ikutan. maklum, transportasi yang tersedia waktu itu cuma sepeda motornya AN. sementara sepeda motor si DN, hmmm sangat meragukan. soalnya kali ini kami pergi ke pegunungan, tepatnya: kawah ijen. sebagai katak dalam tempurung, saya agak heran mendengar komentarnya DN yang setengah takut buat pergi ke sana. seakan2 kawasan ijen tuh untamed nature. di mana para pendaki profesional yang bisa selamat, hanya mereka yang dengan perlengkapan dan rencana perjalanan yang bagus, yang bisa kembali dalam keadaan utuh. sementara ceritanya si AN sih, nggak segitunya. cuma dia bilang udaranya dingin... banget. sementara saya nggak bawa baju hangat apapun. habisnya bayangan saya kan banyuwangi tuh daerah pantai.

trus, si AN mewanti2 supaya berangkat pagi2 banget. biar di sananya nggak kesiangan. akhirnya jam 5 kurang, berangkat deh. sholat shubuh dulu gitu (sholatnya rada telat, saya ngantuuk...). udara pagi yang dingin masih terasa aman2 saja oleh saya yang akhirnya pake kaos rangkap 3. saya kan nggak tahu jalan sama sekali tuh, jadi saya pasrah aja ketika AN mengambil jalan yang cukup aneh untuk menuju gunung ijen nya. di tengah2 perjalanan dia baru ngaku (atau saya baru kedengeran) kalo itu bukan jalan yang biasa. hmmm mungkin dia memilih waktu yang salah untuk memuaskan jiwa petualangnya. akhirnya kami menemui jalan buntu (jalannya ada sih, tapi ditutup karena kondisinya cukup parah menurut penduduk sekitar). dan harus memutar... keluar dari desa dan kembali ke kota. akhirnya perjalanan baru bisa dibilang dimulai jam 530 pagi.

dari kota, petunjuk jalan cukup jelas dan jalan-nya juga jalan aspal yang lebar. semakin lama semakin kecil sih, cuma tetap beraspal. jauh... juah... dan akhirnya masuk ke perkebunan kopi. udara dingin mulai menggerogoti saya. bibir saya terkatup dan untuk bicara rasanya susah banget. padahal matahari udah mulai keluar. terasa jauh... dingin... jalan mulai naik turun dan berkelok, lubang-lubang mulai terlihat. mulai meninggalkan kebun-kebun kopi dan memasuki hutan. argghhh dingin... ampun deh... akhirnya kami berhenti sejenak buat menghangatkan diri. walah. knalpot sepeda pun perlu dipegang 1-2 detik buat menghangatkan tangan. lari2 kecil. hmmm ternyata udaranya nggak segawat itu sih, cuma karena kami naik sepeda motor, angin dingin itu menjadi berlipat keganasannya. nggak sampe 2 menit kami melanjutkan perjalanan, saya sudah kedinginan lagi. perjalanan rupanya masih lumayan jauh. kondisi jalan semakin nggak karuan. menanjak.... dan menanjak. sempat saya harus turun dari motor supaya sepeda itu bisa melewati jalan yang berbatu dan berkerikil sekaligus curam banget tanjakannya. hmmm yamaha vega r bagus juga. wehehe. sepeda motor lain yang lewat sih biasanya sepeda motor laki gitu. mega pro, tiger, win (kebetulan semua honda). yang bebek, ikutan menurunkan penumpang kedua (dan ketiga) biar bisa melewati tanjakan yang satu itu. setelah melewati tanjakan yang cukup dahsyat itu, semua aman terkendali.

akhirnya sekitar jam 7 kami sampai di lokasi wisatanya. kami sarapan dulu. waktu itu saya pesen mie goreng + telur dengan susu panas, habisnya sekitar IDR 8000. trus sebelum mulai mendaki, kita perlu lapor ke pos penjagaan di sana, dan membayar tiket IDR 1500. di sana kita ditawari buat beli aqua botol. dia bilang jalannya menanjak terus dan bakal melelahkan. saya agak ciut juga, gara2 di warung ketemu ibu2 yang balik dan misah dari rombongan gara2 nggak kuat jalan lagi. tapi si AN nggak kuatir tuh. dia nggak beli minum juga.

mulai perjalanan ke kawah ijen.
entrance jalannya mengingatkan saya pada jalur hiking yang saya tempuh di cangar. cuma jalannya lebih rata, lebih lebar, dan lebih gak slippery kaya di cangar. intinya: ini bukan pendakian yang climbing getohhhh. ini hiking. dan jalannya cukup bagus kok, dipakai juga buat para penambang belerang. dan dimohon pengertiannya buat mendahulukan para penambang ini kalo jalan. mereka mikul beban berat yooo. hmmm meskipun jalur yang saya tempuh cukup enak, tapi saya menyarankan buat pake sepatu. sandal jepit di ini bisa bikin sebel. soalnya jalannya beneran naiiiikkk dan naiiiikkk. gak ada turunan. ada jalan datar, tapi pendek. habis itu naik lagi. tapi ternyata, saya berhasil naik sampe ke mulut kawah ijen ini tanpa minum. so... nggak terlalu heboh lah. tapi cukup memuaskan buat olahraga, ada tantangannya gitu. perjalanan dari bawah ke atas butuh waktu sekitar 90 menit. tanpa istirahat sih, cuma berhenti2 sebentar buat foto2. dan karena gerak terus, badan jadi panas. kaos jadi rangkap dua aja. benernya rangkap satu juga gpp sih, cuma ntar foto saya gak keren ( ^^)

di atas rasanya puass.. gitu. habis perjalanan yang asik, terus ketemu dengan pemandangan yang oke banget. capeknya jadi ilang. beneran. mau turun ke kawahnya sih, tapi si AN melarang. katanya waktu itu dia pernah hampir kehabisan napas gara2 asap pembakaran belerang yang udah cukup tebel sekitar jam 9 pagi ini. kata orang sih kalo pagi2 asapnya gak seberapa tebel, mungkin masih aman. jadi... berangkatnya jam 3 aja kali yah, naik mobil, trus sholat di kaki gunung (ada musholla-nya ternyata). di atas sana ketemu turis2 dari perancis. ada yang couple, ada yang satu keluarga dengan 3 anak kecil (kayanya masih elementary school). nggak saya ajak ngobrol kok :P udah ada yang melakukannya, dan pertanyaan standar gt. pertama kali ke indonesia? gimana kesannya? dan dijawab dengan pendek2 ama bule itu.

setelah puas mengisi kamera dengan foto dan otak dengan memori, kami turun. dan jalannya turunnnn mlulu. yaiyalah. saya menemui kesulitan buat turun dengan sepatu yang rada kekecilan, kaki jadi sakit. nyampe di bawah kami nyantai2 dulu....melemaskan kaki. AN ngusulin buat ke klam renang, soalnya habis cape2 ngedaki gitu. ide bagus sih, saya juga mau. tapi seketika itu juga ada angin berhembus ke tempat duduk kami. dan... saya langsung menimpali: "nggak ada pemandian air panas gitu yah?" (^^)

eh ternyata katanya ada, 2km dari tempat itu. maka pergilah kami ke sana. dan ternyata jalannya... busset... nggak kalah parah sama jalan ke ijen. hiks. butuh lebih dari sejam buat ke tempat pemandian air panas blawan ini. tapi... setelah masuk tempatnya... ehmmm... down lagi. kayanya jarang banget dikunjungi. trus jadinya sanitasi nya jadi mencurigakan. toilet yang ada adalah: toilet kali. beneran. ya ditutupin terpal gitu tapi ngebuangnya di sungai langsung. alamak. akhirnya, tiket masuk IDR 2500 per orang gak dimanfaatin. akhirnya kami pergi ke obyek wisata di sekitar (lagi2 tiga obyek dalam satu kompleks).


yang pertama adalah air terjun. jalan masuknya agak aneh. setelah melewati tangga2 beton... kita akan nyampe di kali kecil... yang hampir kering. dari situ kita jalan melalui batu2 kecil (kaya di kolam2 ikan gitu) melewati kali itu. dan tara.... sampailah di air terjun yang... cukup unik. jadi air terjunnya kaya terkurung gitu. jadi airnya nabrak tebing dulu, terus di bawahnya kaya ada kubangan, baru jatuh lagi mengalir ke sungai di bawahnya. dan... dinding air terjun ini warnanya jingga menyala. nggak tau deh itu endapan apa. yang jelas ngelihat air terjun ini cukup menghibur, walaupun nggak bisa main air.

selanjutnya adalah goa kapur. di perjalanan ke goa, ntar kita ketemu kolam buatan yang kayanya ngebendung sumber air gitu. dan airnya hangat-hangat2 kuku. cukup segar buat cuci muka. selanjutnya, buat sampe ke goa nya, harus nglewatin tangga yang ngeri naik-turunnya, bisa dibilang miringnya 70 derajat. harus pegangan pada akar2 tumbuhan sekitar, dan.... ada sejenis serangga, yang cukup besar, dan bertipe ulut penusuk, kaya nyamuk. begitu nggigit... duh... sakit... dan jumlahnya cukup banyak di sekitar sana. saran saya... pakailah celana panjang kalo mau ke sini. bentuk goanya cukup lucu sih, goa alami. kesannya rada angker. dan walaupun udah siang, tapi daerah goanya tetep nggak kena matahari. jadi saya susah buat dapet gambar goa-nya yang bagus.

udah deh, akhirnya balik ke penginapan. hari yang cukup melelahkan. tapi somehow bercumbu dengan daerah gunung hari itu lebih melegakan dibanding kepantai kemarinnya. acara liburan kali itu nggak pake duduk diam dan merenung. cuma duduk dan beristirahat, mengumpulkan tenaga untuk pergi ke tempat selanjutnya. berjuang melawan dingin, dan bergerak naik. ketika turun, mencoba mengingat bagaimana ketika tadi berjuang naik dan belajar berhati-hati agar tidak terlena dengan turunan karena bisa saja tergelincir.

Tidak ada komentar: