Minggu, 31 Agustus 2008

wall-e


dua belas hari yang lalu saya ditraktir nonton oleh xxxxx (disensor untuk melindungi serangan dan tudingan dari orang yang nggak ditraktir) di galaxy mall. filmnya waktu itu adalah WALL-E. samar-samar, lupa-lupa ingat, saya pernah membaca ulasan tentang film ini di suatu surat kabar. bahwa meskipun film animasi, sebenarnya genre film ini adalah komedi romantis. dr trailer yang saya lihat di acara2 nonton sebelumnya, saya nggak kebayang sih gimana film tentang robot pembersih bumi itu bisa jadi romantis. tapi ternyata... membuat saya ingin menggandeng tangan seseorang ketika keluar dari teater.

sedikit pengalaman tentang acara nontonnya nih. nggak seperti film terakhir yang saya tonton: dark night, wall-e berdurasi cukup pendek. terbukti dari jadwal pertunjukan yang berjarak dua jam pas. bagus karena nggak ngganggu jadwal sholat, buat yang nggak ingin pulang malem2. yang sempat bikin saya gak enak adalah, ketika mau beli tiket. saya tanya ke mbak-nya: bayar pakai credit card bisa kan mbak?. kalimat yang lebih berupa pemberitahuan bahwa saya akan ngutang dari bank, daripada menanyakan apakah bisa ngutang. tapi jawabannya bikin terkenyut: oh, nggak bisa, cuma sabtu dan minggu aja. ee... akhirnya nggak jadi ngutang. tapi jadi penasaran. emangnya kenapa sih nggak bisa di hari biasa? apa maksud dia promo buy one get one yang pake kartu kredit bca itu? saya kan nggak ngomongin masalah promo sama sekali. aneh.

anyway, bout the movie... film yang dikit banget dialognya. ehehe, kaya i am legend gitu. dan seperti film itu juga, di bagian awal-awal yang bisu itu (tentu saja dengan sound effects dan background music), saya jadi kesedot (aduh apaan sih? terhisapp) sama filmnya. somehow perjalanan si wall-e dan eve si robot cewek (kalau robot punya gender) ini mampu membuat saya haru. hal lain yang saya suka dari film ini adalah banyaknya adegan "first-timers". maksud saya... momen di mana kita melihat, menyentuh, mendengar, atau merasakan sesuatu untuk pertama kalinya. antusiasme di saat-saat seperti itu... hmmm i love that.

romantisnya gimana si? waaa gimana ya? mungkin saya aja yang lagi cengeng. but you got to see the movie yourself. dan kembalikan kepolosan anda, wehehe. meskipun saya gak begitu suka dengan endingnya, tapi saya masih berpendapat ini film bagus. dan terakhir, saya coba bikin list beberapa pesan moral dari movie ini.
it's about what you treasure in life. wall-e, yang menjelajahi muka bumi dan berkutat dengan berbagai macam sampah, memilih barang2 tertentu untuk dikoleksi. berbeda dengan pengais sampah yang berusaha mencari nilai ekonomis dari benda-benda sisa yang diambilnya, wall-e mengambil benda yang ia suka. just it. dan dia menjaga baik2 benda2 yang dikoleksinya itu. jadi, apa yang kita cari di dunia yang luas ini, seharusnya bukan apa yang menurut orang lain berharga. tapi kita perlu mencari apa yang kita sukai, kita hargai, dan akhirnya bikin kita puas, bahagia dengan yang kita punya.
the magic of real touch. err i'm not sure bout this one. tapi beberapa kejadian menarik di film ini dipicu oleh sentuhan. juga keraguan untuk menyentuh. mungkin saya harus menekankan pada kata 'real'. well, manusia2 di kapal induk itu melihat, mendengar, dan mengecap (mungkin mencium) segala hal yang enak2. tapi ketika mereka benar-benar bersentuhan... something happens. dan kini saya percaya, sentuhan punya arti yang besar.
sometimes it's not easy to do the right thing. bumi semakin tak layak huni karena sampah, di luar angkasa kita bisa hidup nyaman dan mudah karena semua telah diatur dan dioptimasi untuk memenuhi kebutuhan kita. jadi buat apa kita kembali ke bumi? tapi si kapten kemudian mempelajari lagi semua tentang bumi. semua hal indah tentangnya. dan dia berkesimpulan, mereka harus pulang ke bumi. meskipun dia harus bersusah payah melawan si autopilot. dan meskipun dia tahu bahwa bumi yang sekarang tak seindah dulu.
one man can change the world. bumi sudah tertutup sampah, tak layak ditinggali. biarkan robot-robot wall-e yang membersihkan planet. tapi rencana gagal. tinggal satu robot wall-e yang beroperasi. dan... 700 tahun kemudian, setangkai tanaman bisa kembali tumbuh di tanah bumi. he did it. lama, cuma setangkai, but it's important, and it needs to be done.
what about love? i'm not going to have a concusion about this. i'm not good at love. but it must be nice, to have someone you can love, so that you would do almost anything for.

2 komentar:

aneke's mengatakan...

hmm.. wall-e yah..

ini romantis banget, tokoh utamanya ada dua Eve dan Wall-e.

Eve : robot cewek yang tugasnya mendeteksi apakah bumi sudah layak huni lagi. Eve tiba-tiba mati, karena wall-e memberikan tumbuhan ke sensor Eve. Wall-e selalu setia bersama Eve, berharap Eve segera hidup lagi.

Tapi yang paling inget itu, manusia-manusia yang diungsikan dari bumi sampai bumi layak huni lagi. Mereka terlalu dimanja dengan teknologi, sampai-sampai tidak pernah berjalan, tidak pernah berbicara langsung semua ditangani teknologi.

Gara-gara wall-e mengacau manusia-manusia tadi bisa terlepas dari teknologi dan mulai belajar Berjalan.

gara-gara film ini, Aku jadi sering Jalan. jangan sampe kayak manusia-manusia di film ini. iii ngeriii :(

destyan mengatakan...

wahaha. bukan karena nggak ada ongkos buat taksi kan bu?